Kamis, 16 Februari 2012

JUDUL PENELITIAN

Judul Penelitian:
Penerapan TIK dalam Media Pembelajaran Melalui Video Dongeng "Kancil dan Kera" Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia. (Alasannya: karena melalui video, anak dapat berimajinasi dan terfokuskan apa yang diceritakan dalam dongeng tersebut).

Media Pembelajaran

Media Pembelajaran :
Menggunakan Video Cerita atau Dongeng "Kancil dan Kera"


RPP


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Mata Pelajaran         : Bahasa Indonesia
Kelas                       : I SD
Waktu                      : 2 X 35 menit

Standar Kompetensi : *Mendengarkan dan menyimak
                                    Memahami isi cerita atau dongeng dari video yang di putar
                                  *Berbicara
                                    Menceritakan kembali, cerita yang di dengar, di depan kelas.

Kompetensi Dasar :
Mendengarkan cerita atau dongeng dari video yang diputar dan menyimak isi dari cerita atau dongeng yang ditampilkan, serta menceritakan kembali di depan kelas.

A.Tujuan Pembelajaran
·        * Siswa dapat mendengarkan cerita atau dongeng yang diputar, dan memahami isi cerita, sehingga nantinya diharapkan siswa dapat menceritakan kembali di depan kelas, serta dapat menjawab pertanyaan yang diajukan berhubungan dengan cerita atau dongeng yang ditampilkan.
      * Karakter siswa yang diharapkan:
·         Kerja keras dan bersahabat/komunikatif

B. Materi Pokok
·         Cerita atau dongeng “Kancil dan Kera”

C. Pengalaman Belajar
·         Kegiatan Awal :
~ Mengisi daftar kelas, berdoa, mempersiapkan materi ajar, model, alat peraga.
~ Memperingatkan cara duduk yang baik.

·         Kegiatan Inti :
~ Menonton cerita atau dongeng “Kancil dan Kera” yang diputar melalui video, sehingga siswa bisa mendengarkan dan menyimaknya.
~ Setelah selesai menonton cerita atau dongeng tersebut, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menceritakan kembali di depan kelas dengan menggunakan bahasa mereka sendiri.
~ Kemudian siswa yang sudah bercerita, dipersilahkan duduk kembali semuanya dan guru membagikan selembar soal pertanyaan yang menyangkut cerita atau dongeng tersebut.
~ Siswa mengisi pertanyaan yang ada di lembar soal.
~ Jawaban yang sudah selesai diisi oleh siswa, kemudian dikumpulkan.
~ Guru memberikan nilai ke setiap jawaban siswa.
~ Guru membagikan kembali lembar jawaban yang sudah dinilai ke setiap siswa.
~ Disitulah nanti akan terlihat, siswa mana yang memahami isi cerita atau dongeng tersebut.

D. Contoh Pertanyaan yang Diajukan Guru ke Siswa:
1. Apakah judul cerita atau dongeng tersebut?
2. Ada berapa tokoh hewan dalam cerita atau dongeng tersebut? Sebutkan!
            3. Siapakah yang memanjat pohon pisang?
            4. Siapakah yang dilempari pisang oleh kera?
            5. Siapakah yang mendapatkan pisang yang banyak?

E.Contoh Jawaban dari Pertanyaan di Atas:
           1. Kancil dan Kera
           2. Ada 3, yaitu Kera, Kancil, dan Burung.
           3. Kera
           4. Kancil.
           5. Kancil.

Rabu, 15 Februari 2012

RESUME TIK


RESUME PERKULIAHAN TIK
Dosen Pengampu  : Dr. Robinson Situmorang, M.Pd
Disusun Oleh          : Fithriyyah Humairoh
No. Reg                     : 7316110141 

A.  SEJARAH PERKEMBANGAN TIK
Sejarah Pemanfaatan TIK dalam Pendidikan
Sejarah pemanfaatan TIK dalam pendidikan, khususnya dalam pembelajaran sangat dipengaruhi oleh perkembangan perangkat keras TIK, khususnya komputer. Teemu Leinonen (2005) dalam Nurdin (2007) membagi perkembangan tersebut kedalam 5 fase sebagaimana gambar berikut:
 Fase pertama  
     Fase ini berlangsung pada akhir 1970an hingga awal 1980an merupakan fase programming, drill and practice. Fase ini ditandai dengan penggunaan perangkat lunak komputer yang menyajikan latihan-latihan praktis dan singkat, khususnya untuk mata pelajaran matematika dan bahasa. Latihan-latihan ini hanya dapat menstimulasi memori jangka pendek.
      Fase kedua
          Fase ini berlangsung pada akhir 1980an hingga awal 1990an merupakan fase computer based training (CBT) with multimedia (latihan berbasis komputer dengan multimedia). Fase ini adalah era keemasan CD-ROM dan komputer multimedia. Penggunaan CD-ROM dan komputer multimedia ini diharapkan memberikan dampak signifikan terhadap proses pembelajaran, karena kemampuannya menyajikan kombinasi teks, gambar, animasi, dan video. Konsep pedagogis yang mendasari kombinasi kemampuan ini adalah bahwa manusia memiliki perbedaan. Sebagian bisa belajar dengan baik apabila mempergunakan indra penglihatan, seperti menonton film/animasi, sebagian lainnya mungkin lebih baik apabila mendengarkan atau membaca.
      Fase ketiga
              Fase ini berlangsung pada awal 1990an adalah fase Internet-based training (IBT) (latihan berbasis internet. Pada fase ini, internet digunakan sebagai media pembelajaran. Hanya saja, pada saat itu, masih terbatas pada penyajian teks dan gambar. Penggunaan animasi, video dan audio masih sebatas ujicoba, sehingga dirasakan pemanfaatannya belum maksimal untuk dapat menfasilitasi pembelajaran. 
            Fase keempat
        Fase ini berlangsung pada akhir 1990an hingga awal 2000an adalah fase e-learning yang merupakan fase kematangan pembelajaran berbasis internet. Sejak itu situs web yang menawarkan e-learning semakin bertambah, baik berupa tawaran kursus dalam bentuk e-learning maupun paket LMS (learning management system). Bahkan saat ini sudah cukup banyak paket seperti itu ditawarkan secara gratis dalam bentuk open source. Konsep pedagogik yang mendasari adalah bahwa pembelajaran membutuhkan interaksi sosial antara siswa dan siswa dan antara siswa dan guru. Dengan perangkat lunak LMS, siswa dapat bertanya kepada temannya atau kepada guru apabila dia tidak memahami materi yang telah dibacanya.
Fase Kelima
      Fase ini berlangsung pada akhir 2000 adalah fase social software + free and open content. Fase ini ditandai dengan banyak bermunculannya perangkat lunak pembelajaran dan konten pembelajaran gratis yang mudah diakses baik oleh guru maupun siswa, yang selanjutnya dapat diedit dan dimanipulasi sesuai dengan kebutuhan. Konsep pedagogik yang mendasari fase ini adalah teori kontstruktivis sosial. Dalam konteks ini, pembelajaran melalui komputer terjadi tidak hanya menerima materi dari internet saja misalnya, tapi dimungkinkan dengan membagi gagasan dan pendapat. 
      TIK dalam Pembelajaran SMP
Dimasukkannya mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai salah satu mata pelajaran di tingkat satuan pendidikan SMP telah membuka kesempatan kepada siswa untuk mempelajari komputer dan teknologi internet. Materi internet itu sendiri diajarkan di kelas IX (sembilan) pada semester I dan II dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar sebagai berikut :
1.  Memahami dasar-dasar pengunaan internet/intranet
*   Menjelaskan pengertian internet/intranet
*   Mendeskripsikan dasar-dasar sistem jaringan di Internet/Intranet
*   Mengenal ukuran kecepatan akses Internet
*   Mengidentifikasi perangkat keras yang digunakan dalam akses internet/ intranet
*   Cara-cara untuk memperoleh sambungan internet/intranet
2.  Menggunakan Internet untuk memperoleh informasi
3.  Mengakses beberapa situs untuk memperoleh informasi yang bermanfaat
4.  Mengidentifikasi beberapa layanan informasi yang ada di internet
Penerapan pembelajaran berbasis e-learning dipastikan akan membantu siswa untuk lebih menguasai kemampuan dasar internet seperti yang disyaratkan dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar di atas. Pembelajaran berbasis        e-learning dapat memacu siswa untuk mempraktekkan teori penggunaan internet yang didapatkan pada mapel TIK di kelas. Idealnya untuk dapat mengikuti e-learning siswa harus mampu melakukan hal-hal berikut :
a)  Membuka sebuah website
b)  Mencari informasi di internet
c)  Mendownload informasi yang diperlukan
d)  Berinteraksi dengan orang lain melalui e-mail maupun media lain
Jika diamati keempat hal di atas adalah inti dari pembelajaran internet di tingkat satuan pendidikan SMP kelas IX. Pada dasarnya mata pelajaran TIK lebih berperan sebagai pembuka jalan bagi siswa agar mereka mampu untuk mengikuti pembelajaran berbasis e-learning. Walaupun tidak menutup kemungkinan materi TIK disampaikan kepada siswa melalui e-learning.
      C.  TIK DALAM PENDIDIKAN JARAK JAUH (DISTANCE EDUCATION)
Pendidikan jarak jauh merupakan metode pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada pembelajar untuk belajar secara terpisah dari kegiatan mengajarnya, sehingga komunikasi antara pembelajar dan pengajar harus dilakukan dengan bantuan  media, seperti  media elektronik atau  media cetak.
Keberhasilan pendidikan jarak jauh ditunjang oleh adanya interaksi maksimal antara Guru dan siswa, antara siswa dengan berbagai fasilitas pendidikan, antara siswa dengan siswa lainnya, adanya pola pendidikan aktif dalam interaksi tersebut.
Bila pendidikan berbasis pada web, maka diperlukan adanya pusat kegiatan mahasiswa, interaksi antar grup, administrasi penunjang sistem, pendalaman materi, ujian, perpustakan digital, dan materi online. Dari sisi Teknologi informasi; dunia Internet memungkinkan perombakan total konsep-konsep pendidikan yang selama ini berlaku. Teknologi informasi & telekomunikasi dengan murah & mudah akan menghilangkan batasan-batasan ruang & waktu yang selama ini membatasi dunia pendidikan. 
Dengan demikian, siswa dapat mengambil mata kuliah di manapun di dunia tanpa terbatas oleh institusi dan Negara, siswa dapat mudah berguru pada pakar dan ahli dibidang yang diminati.
Untuk pembelajaran bahasa Inggris, dengan mudah mendapatkan materi dari berbagai sumber, cara penyampain materi yang beragam dengan audio visual yang beberapa terkoneksi langsung ke internet memperkaya siswa untuk berlatih listening, speaking, pronunciation, sementara untuk grammar, reading dan writing bisa melalui ‘course book’ yang kemudian dilatihkan (yang bisa) secara online.
Di samping keunggulan yang ditawarkan, pendidikan jarak jauh memiliki keterbatasan seperti SDM yang belum memadai, dan pengawasan kontrol selama belajar maupun ujian.